PENGEMBANGAN KOMUNITAS TANI HIDROPONIK PERKOTAAN MELALUI KOPERASI DIGITAL

Oleh
Elisa Rizka Adriani (NPM: 183112350350031)
Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Nasional

Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris, hampir semua jenis tanaman tumbuh subur di negeri yang menerima sinar matahari setiap tahunnya. Sektor pertanian menjadi salah satu mata pencaharian penduduk Indoneisa. Sejak dulu Indonesia sudah dikenal sebagai pengimport hasil tani yang berkualitas. Namun sayang, julukan sebagai negara agraris perlahan memudar dari jati diri masyarakat Indonesia. Masih melekatnya stigma tentang bercocok tanam sebagai pekerjaan orang tua yang dipandang sebelah mata, sehingga generasi jaman sekarang tidak tertarik terhadap sektor pertanian.

Menurut teori ketergantungan, sebuah negara berada di dalam kondisi dipengaruhi oleh perkembangan dan ekpansi dari negara-negara lain. Terjadi pola ketergantungan negara Indonesia dengan negara lain dalam hal mengimport bahan makanan terutama sektor pertanian. Barang-barang import lebih diminati karena lebih mudah ditemukan dan juga murah. Untuk mencegah produk import menguasai pasar Indonesia, diperlukan kemandirian dan inovasi dalam mengembangkan produk lokal terutama hasil pertanian.

Perubahan pola pikir masyarakat tidak lagi memandang bercocok tanam sebagai mata pencaharian namun sekedar hobi saja. Namun, sayangnya kesediaan lahan di kota besar termasuk Jakarta menjadi ajang perebutan masyarakat. Alternatif bercocok tanam mulai muncul seiring dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan. Salah satu metodenya yang memanfaatkan lahan minim yaitu hidroponik. Metode hidroponik memiliki keunggulan dibandingkan metode pertanian lainnya. Penggunaan lahan yang tidak luas, jangka waktu panen yang cepat, penggunaan air yang lebih sedikit, dan metode bercocok tanam yang tidak mengandalkan tanah sebagai medianya. Memanfaatkan media tanam seperti rockwool, arang sekam, hingga kerikil bisa menjadi media tanam. Kegiatan pengembangan hidroponik oleh masyarakat khususnya diperkotaan berdampak positif pada kebutuhan pangan yang berkualitas tanpa bahan zat kimia.

Media sosial dijadikan sebagai wadah masyarakat untuk bertukar informasi dan tips dalam merawat hidroponik. Media sosial mempertemukan orang-orang yang berbeda dan menjalin interaksi antar komunitas hidroponik untuk bertukar pengetahuan dan tips dalam pengelolaan hidroponik secara daring, misalnya lmedia sosial seperti facebook dan instagram. Facebook dan instagram dijadikan tempat bagi komunitas ataupun individu untuk melakukan diskusi seputar masalah hidroponik. Melihat peluang dari media sosial dan internet juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat berbisnis hidroponik.

Bisnis hidropopnik saat ini sangat digemari tidak hanya untuk mengisi waktu luang selama pandemik covid-19 tetapi juga sebagai sumber pendapatan. Kesadaran masyarakat tetang hidup sehat melalui asupan yang bergizi dan bebas dari bahan berbahaya menjadi peluang untuk berbisnis hidroponik. Peluang bisnis ini bisa dimanfaatkan oleh komunitas sekitar. Dalam mengembangkan hidroponik menjadi suatu hal yang bisa dinikmati dan diakses semua orang, diperlukan integrasi diantara komunitas atau individu. Untuk dapat bersaing dengan badan usaha besar dalam bidang komersil yang dikuasai oleh pemilik kapitalis, diperlukan suatu badan usaha yang mengembangkan hasil tani komunitas sekitar. Koperasi menjadi wadah dalam mengembangkan dan mendistribusikan hasil tani lokal yang berkualitas namun tetap mengutamakan kesejahteraan anggotanya.

Koperasi menjadi jawaban untuk menekan pihak kapitalis yang selalu terlibat dalam segala kegiatan. Koperasi tani perlu dikelola dengan menggunakan asas kekeluargaan dan kegotong royongan yang sesuai dengan kepribadan bangsa Indonesia. Di dalam koperasi terdapat kesadaran bekerja sama dan tanggung jawab serta mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Usaha hidroponik yang dijalankan secara koperasi menjadi tanggung jawab bersama anggotanya. Segala kerugian dan keuntungan akan dirasakan oleh semua anggotanya.

Untuk mengakomodir para petani hidroponik diperlukan strategi khusus untuk memajukan petani hidroponik. Menurut Talcott Parson dalam teori struktural fungsional, masyarakat saling terintegrasi atas kesepakatan bersama. Diperlukan sistem sosial yang saling ketergantungan dan keterkaitan dalam mengembangkan koperasi hidroponik berbasis ekonomi. Indikator menurut Parson untuk menciptakan sistem sosial yang saling ketergantungan dan keterkaitan, yaitu AGIL (adaptation, goals, integration, dan latnecy). Adaption (adaptasi), anggota koperasi harus mampu menyesuaikan diri dengan sistem koperasi digital. Anggota harus mampu beradaptasi dengan sistem koperasi digital. Goals (tujuan), tujuan dari pendirian koperasi sebagai wadah masyarakat untuk mengembangkan usaha hidroponik dan mampu bersaing di pasaran. Integration (integrasi), melalui koperasi hidropnik akan terbentuk solidaritas antar anggota berupa interaksi dan saling memiliki untuk mengembangkan komunitas hidroponik melalui koperasi digital. Latency (pemeliharaan pola), untuk menjaga keutuhan solidaritas diperlukan peraturan yang berkaitan dengan koperasi seperti sistem jual beli.

Pemanfaatkan teknologi, koperasi merangkul komunitas-komunitas tani dalam sebagai wadah yang digunakan sebagai tempat komunitas bisa menjual hasil tani dengan harga bersaing. Koperasi usaha tani menggabungkan antara koperasi produksi dengan koperasi simpan pinjam. Koperasi produksi berperan membantu anggota dalam menjalankan usahanya dengan berbasis digital. Peran koperasi sebagai penyedia bahan dasar hydroponik seperti bibit tanaman dan juga media tanam dengan harga yang mudah dijangkau untuk memudahkan komunitas dalam mengembangkan usahanya. Diantara para anggota juga bisa saling bertukar pengalaman dan informasi untuk mengelola tanaman hidroponik melalui digital seperti situs online koperasi. Sedangkan koperasi simpan pinjam bertujuan memberikan modal usaha anggota untuk mengembangkan hasil produksinya. Pemberian bunga pinjaman di koperasi lebih ringan dibandingkan peminjaman di bank, hal ini menjadi salah satu kelebihan koperasi. Pembagian bunga hasil pinjaman akan dibagi hasil sama banyak sehingga menguntungkan kedua belah pihak.

Dalam menghadapi persaingan produk impor diperlukan inovasi dan kreatifitas komunitas dalam mengembangkan koperasi. Salah satu inovasi bisnis dengan membuat katering sehat yang berbahan dasar sayur hidroponik. Target bisnis katering ini adalah masyarakat kota yang ingin sehat tapi malas mengelola masakan. Memanfaatkan anggota komunitas koperasi sebagai pengelola katering. Pemesanan katering sehat ini bisa melalui situs daring koperasi. Pengelola katering ini menjadi salah satu cara mengembangkan komunitas hidroponik yang mandiri dan juga dapat bersaing dengan produk impor.


Daftar Pustaka
Rahmayanti, Annisa. 2019. Mengubah Stigma Masyarakat untuk Meningkatkan Regenerasi Petani Indonesia. https://www.kompasiana.com/annissaerce/5ce433c595760e12361bc182/mengubah-stigma-masyarakat-untuk-meningkatkan-regenerasi-petani-indonesia. (diakses tanggal 29 Juli 2020)
Nailufar, Nibras Nada. 2020. Koperasi: Pengertian, Fungsi, Prinsip, dan Asasnya. https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/23/140000169/koperasi-pengertian-fungsi-prinsip-dan-asasnya. (diakses tanggal 29 Juli 2020)
Kholik, Muhammad. 2015. Kelebihan dan Kekurangan Bercocok Tanam Hidroponik. https://distan.sukabumikota.go.id/kelebihan-dan-kekurangan-bercocok-tanam-hidroponik/. (diakses tanggal 27 Juli 2020)

 

 

Leave a Reply