Dalam hal ini, tidak semua lapisan masyarakat memiliki akses yang sama terhadap mobilitas sosial. Banyak masyarakat ekonomi kelas atas yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi yang dianggap lebih nyaman dibandingkan dengan menggunakan transportasi umum. Berbeda dengan masyarakat ekonomi menengah kebawah yang tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan akses transportasi umum yang lebih padat, tidak efisien, dan terkadang tidak manusiawi bagi penggunanya. Terlihat pada jam-jam sibuk, transportasi umum selalu dipadati orang-orang yang akan berangkat dan pulang kerja. Ditambah juga dengan waktu kedatangan dan waktu keberangkatan transportasi umum tidak menentu, hal ini berimplikasi terhadap produktivitas kualitas hidup dan kesehatan mental masyarakat kota.
Transportasi umum sebenarnya menjadi salah satu cara pemerintah untuk mengurai kemacetan yang ada di Kota Jakarta. Kehadirannya memang membantu orang-orang untuk bermobilisasi terlebih untuk orang-orang yang berasal dari kota sekitar Jakarta (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) yang bekerja di Jakarta. Tetapi dengan hadirnya transportasi umum kemacetan di Jakarta masih belum bisa teratasi dengan baik, sebaliknya justru transportasi umum yang makin padat penumpang.
Mobilitas yang terjadi di kota Jakarta melalui transportasi umum menciptakan pengalaman sosial yang berbeda. Transportasi umum menjadi ruang sosial yang mewadahi orang-orang dengan berbagai latar belakang bertemu meski terkadang interaksi yang terjadi tidak terlalu mendalam. Para penumpang dengan kegiatannya sendiri duduk bersebelahan tanpa berinteraksi lebih lanjut. Namun ada solidaritas yang terbentuk dalam interaksi yang terjadi secara tidak langsung. Seperti saat terjadi keterlambatan jadwal atau terdapat gangguan yang menghambat jalannya suatu transportasi maka orang-orang akan cenderung melakukan tindakan kolektif yang menunjukan solidaritas di antara penumpang. Para penumpang akan membantu penumpang lainnya untuk mendapatkan informasi dan membantu penumpang lain untuk mendapatkan transportasi alternatif yang bisa digunakan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa transportasi umum tidak hanya menjadi alat mobilitas, tetapi juga sebagai ruang sosial dimana dinamika sosial antara pengguna dapat terwujud melalui bentuk interaksi sosial yang khas di ruang publik yang mencerminkan keberagaman. Meskipun interaksi sosial yang dilakukan oleh para pengguna terlihat minim, tetapi dalam situasi tertentu dapat memicu rasa kebersamaan para pengguna untuk belajar dalam berbagi ruang, toleransi, dan memahami dinamika hidup di kota besar. Namun, tantangan seperti kepadatan, keterlambatan, dan ketidaknyamanan juga sering menjadi faktor yang mempengaruhi keadaan sosial para pengguna. Oleh karena itu, transportasi umum dengan segala dinamikanya, menjadi elemen penting dalam kehidupan masyarakat urban yang kompleks seperti Kota Jakarta.
Karya
1. Rizka Ramadhanti Iskandar
2. Rayhana Rahmaputri
3. Hamidah Sulistiowati
4. Puput Novianti
5. Syifa Aulia Fauzia